
Penulis : Amelia Syamsuddin
Rasa jenuh dan malas dalam belajar dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal dalam diri mahasiswa (Subaeda, 2023). Ketika seseorang merasa lelah, penting baginya untuk melakukan refleksi diri terkait manajemen waktunya apakah waktu 24 jam yang dimiliki benar-benar tidak menyisakan ruang untuk beristirahat. Kelelahan yang tidak tertangani dengan baik dapat berdampak pada suasana hati, karena pada umumnya, kondisi fisik yang lelah cenderung memicu munculnya mood negatif dibandingkan mood positif (Kinari, 2023).
Mood merupakan cerminan dari kondisi emosional atau suasana hati yang sedang dirasakan oleh seseorang, dan umumnya dapat dikenali serta dipahami oleh individu yang mengalaminya (Nurlela et al., 2023). Keberadaan mood ini dapat memengaruhi tingkat kenyamanan individu, karena berkaitan erat dengan respons emosional terhadap situasi atau keadaan tertentu (Sulistyana dan Lestari, 2022). Di tengah tekanan akademik, tuntutan sosial, dan harapan diri sendiri, perubahan mood tiba-tiba bukanlah hal yang sepele. Justru, hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan mahasiswa dalam belajar, berkonsentrasi, dan menyelesaikan tanggung jawab akademiknya.
Di balik penurunan semangat belajar, benarkah mahasiswa hanya malas? Atau sebenarnya mereka sedang mengalami kelelahan mental, di mana perubahan mood menjadi pemicu utama terganggunya konsentrasi, motivasi, dan capaian akademik mereka?
Mood merupakan bentuk perasaan yang cenderung bersifat kurang intens, namun tetap dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh individu. Mood dapat muncul secara tiba-tiba, dipicu oleh peristiwa yang tidak terduga, dan memiliki dampak terhadap aktivitas harian, termasuk cara seseorang berpikir serta bertindak dalam menjalani kesehariannya (Ramadhani, 2023). Salah satu bentuk perubahan mood yang paling sering dirasakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bad mood, yang menunjukkan sisi negatif dari kondisi emosional tersebut.
Perasaan buruk atau bad mood sering dialami oleh siapa saja, termasuk mahasiswa, dan umumnya ditandai dengan kecenderungan untuk merasa marah, malas, atau tidak bersemangat. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tetapi juga berdampak terhadap interaksi dan suasana di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Mood yang tidak stabil dapat berkembang menjadi emosi ketika seseorang memiliki objek emosi serta kecenderungan untuk merespons dengan perilaku yang khas dalam rentang waktu tertentu (Nurlela et al., 2023).
Emosi yang berlebihan dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam berpikir secara jernih, sehingga menyebabkan berkurangnya konsentrasi, serta menurunkan tingkat produktivitas dan kreativitas. Kondisi ini, jika terus berlanjut, dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk meredakan stres, kecemasan, kesedihan, dan emosi negatif lainnya adalah dengan memanfaatkan pendekatan psikologi positif, seperti penggunaan humor yang sehat dan membangun (Syadiyah et al., 2021).
Analisis dan Sintesis
Menurunnya semangat belajar mahasiswa sering kali disederhanakan sebagai bentuk kemalasan, padahal tidak sedikit yang sebenarnya sedang mengalami kelelahan mental. Kondisi seperti bad mood dapat memengaruhi cara mahasiswa berpikir, bertindak, dan merespons tugas-tugas akademiknya. Ketika mood negatif berlangsung dalam jangka waktu tertentu, hal ini dapat berkembang menjadi gangguan emosi yang lebih dalam, yang bukan hanya menurunkan produktivitas tetapi juga menghambat kreativitas dan menurunkan fokus dalam pembelajaran.
Jika hal ini tidak dikenali dan dikelola dengan baik, maka dampaknya tidak hanya terbatas pada penurunan capaian akademik, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas mental mahasiswa dalam jangka panjang. Mahasiswa yang merasa lelah secara mental cenderung menarik diri dari aktivitas akademik, tidak memiliki motivasi, dan berisiko mengalami burnout. Namun demikian, penting untuk tidak hanya memahami dampak dari perubahan mood, tetapi juga mencari solusi alternatif untuk mengelolanya. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah dengan menggunakan strategi psikologi positif seperti teknik relaksasi, mindfulness, dan penggunaan humor sehat.
Kesimpulan
Perubahan mood yang tidak stabil dapat mengganggu konsentrasi, menurunkan semangat belajar, dan berdampak pada capaian akademik mahasiswa. Dengan mengenali perubahan mood dan menjaga kestabilannya, mahasiswa dapat tetap menjaga fokus dan motivasi dalam menjalani aktivitas akademik. Mengelola mood bukan hanya tentang menghindari perasaan negatif, tetapi juga tentang membangun kesadaran diri agar tetap produktif, sehat secara mental, dan mampu berkembang secara optimal.
Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah dengan menggunakan strategi psikologi positif, seperti teknik relaksasi, mindfulness, dan penggunaan humor sehat. Dengan mengelola mood secara mandiri dan konsisten, mahasiswa dapat mempertahankan keseimbangan emosional serta meningkatkan kualitas belajar mereka.
Daftar Pustaka
Kinari, D. S. (2023). Burnout: kirain lelah biasa, ternyata lelah fisik, mental, dan emosional. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Nurlela, Sulvinajayanti, & Afiah, N. (2023). Studi Suasana Hati di Pagi Hari pada Mahasiswa yang Memiliki Kebiasaan Begadang dengan yang Tidak Begadang di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Indonesian Journal of Islamic Counseling, 5(2), 138-153. https://doi.org/10.35905/ijic.v5i2.6678
Ramadhani, R. D. P. (2023). Hubungan Regulasi Emosi dengan Perubahan Suasana Hati pada Wanita yang Mengalami Menstruasi di Universitas Medan Area Jurusan Psikologi.
Subaeda, S. (2023). Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Malas Belajar pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare (Doctoral dissertation, IAIN Parepare).
Sulistyana, C. S., & Lestari, A. P. (2022). Durasi penggunaan media sosial dengan perubahan mood mahasiswa saat perkuliahan online. Adi Husada Nursing Journal, 8(1), 43-52.
Syadiyah, R. K., Astuti, R. H. Y., & Aprilliani, F. (2021). Psikologi Positif Melalui Humor dalam Menumbuhkan Kesehatan Mental. Nosipakabelo: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 2(02), 67-78.